Bekasi, 30 Juli 2025 – Di tengah sorotan publik terhadap maraknya krisis integritas akademik, serta terbatasnya dukungan terhadap riset lintas-disiplin, LSPR Institute of Communication and Business bersama Universitas Pelita Harapan (UPH), Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas), Universiti Teknologi MARA Malaysia (UiTM) dan Kyungwoon University dari Korea Selatan, resmi menyelenggarakan The 6th International Conference on Communication and Business (ICCB) 2025 secara hybrid dari The Amani Palladium Theatre, Kampus LSPR Transpark Bekasi.

Dengan mengusung tema “Innovating Communication, Business, and Technology for a Greener and Smarter World”, International Conference ICCB by LSPR Institute menjadi panggung kolaborasi akademik internasional yang menjawab kebutuhan zaman, di mana komunikasi, teknologi, dan keberlanjutan harus bersinergi demi masa depan yang inklusif.

Konferensi dibuka secara resmi hari ini oleh Dr. Tri Adhianto Tjahjono, M.M., Wali Kota Bekasi, sebagai bukti dukungan pemerintah hadir pada konferensi akadmik berskala internasional. Dalam sambutannya, Dr. Tri Adhianto menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, sektor bisnis, dan masyarakat sipil dalam menciptakan perubahan berkelanjutan:

Kami percaya bahwa pembangunan berkelanjutan hanya dapat tercapai melalui kolaborasi empat pihak (quadruple helix): pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, dan komunitas digital. Kota Bekasi bangga menjadi tuan rumah ICCB 2025, karena konferensi ini mencerminkan semangat inovasi lintas sektor untuk membangun kota yang lebih hijau, cerdas, dan manusiawi,” ujar Dr. Tri Adhianto.

Konferensi ini juga dimeriahkan dengan penampilan budaya khas Kota Bekasi, yakni Tari Ronggeng Beken, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan lokal di tengah pertemuan ilmiah berskala internasional.

Hingga akhir Juli 2025, ICCB telah mencatat pencapaian luar biasa:

  • 250 abstrak diterima
  • 18 negara berpartisipasi
  • 66 institusi dari berbagai belahan dunia ikut ambil bagian

Kami percaya, konferensi ini bukan sekadar forum ilmiah, tetapi juga gerakan kolektif untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap akademia, memberdayakan komunitas riset Indonesia, dan membangun reputasi Kota Bekasi sebagai kota inovatif berdaya saing global,” ujar Prof. Dr. Ulani Yunus, Dra., M.M., Chairperson ICCB 2025.

Berikutnya, Assoc. Prof. Dr. Janette Maria Pinariya, Wakil Rektor I Bidang Akademik, LSPR Institute pun memberikan pernyataan senada perihal konferensi internasional ICCB 2025 “kami ingin menunjukkan bahwa institusi pendidikan tinggi swasta Indonesia mampu memfasilitasi kolaborasi riset internasional yang etis, berdampak, dan berkelanjutan. Di ICCB 2025, kami membangun ekosistem akademik yang mendorong kualitas, bukan hanya kuantitas”.

International Conference ICCB 2025 menjadi jembatan bagi LSPR Institute untuk membuktikan bahwa kolaborasi lintas-negara bukan sekadar mimpi, melainkan kebutuhan riil dalam membentuk ilmu komunikasi yang adaptif dan transformatif. Di era AI dan publikasi instan, menjaga integritas ilmiah bukanlah pilihan, namun komitmen, dan ICCB 2025 adalah perwujudan nyata dari komitmen LSPR Institute pada riset yang etis dan berdampak” tambah Assoc. Prof. Dr. Andre Ikhsano, M.Si, Rektor LSPR Institute.

Berbeda dari konferensi akademik lainnya, ICCB 2025 hadir sebagai solusi nyata atas isu integritas riset dan akses publikasi global. Seluruh artikel peserta dikurasi untuk diterbitkan melalui jalur bereputasi, mulai dari jurnal terindeks Scopus/SINTA, prosiding DOAJ & EBSCO, hingga buku internasional ber-ISBN. Hingga saat ini, ICCB 2025 telah berkolaborasi dengan 7 publikasi internasional dan 11 publikasi nasional dengan variasi indeks Scopus dan SINTA. Ini sejalan dengan slogan “Berdampak” dari Kemdiktiristek, menjadikan ICCB bukan hanya panggung akademis, tetapi juga penggerak riset yang etis dan bermakna, baik di tingkat nasional maupun global.

Kami sadar bahwa banyak akademisi dan mahasiswa di Indonesia kesulitan menemukan jalur publikasi yang kredibel. Di saat bersamaan, publik mulai meragukan validitas riset akibat kasus plagiarisme dan indeks RI² (Research Integrity Risk Index) yang terus memburuk. Maka, LSPR Institute hadir tidak hanya sebagai penyelenggara konferensi, tetapi juga sebagai garda depan pembela integritas dan etika akademik,” tambah Prof. Ulani.

Konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-33 LSPR, serta akan ditutup pada 31 Juli melalui The 2nd Sustainability Public Relations Summit (SPRS) di Menara Astra, Jakarta. Para finalis ICCB akan menerima penghargaan Best Presenter dan Best Scientific Poster dari dewan juri internasional.

Sebagai Chairperson ICCB 2025 dan representasi dari LSPR Institute, Prof. Ulani berharap konferensi ini dapat melahirkan kemitraan jangka panjang lintas negara dan lintas sektor yang tidak berhenti pada sesi diskusi, tetapi berlanjut pada implementasi nyata, baik dalam bentuk riset kolaboratif, program pengabdian masyarakat, maupun kebijakan berbasis bukti yang dapat mendorong transformasi sosial di tingkat lokal dan global.

Informasi lebih lanjut:

Emilya Setyaningtyas, M.I.Kom, MIPR

Head of Communication and Reputation Department

LSPR Institute of Communication and Business – ASEAN Global Campus

[email protected] | +625810195011

www.lspr.ac.id | www.lspr.ac.id/iccb2025