Kisah Rudi dan AI: Komik Edukatif Karya Mahasiswa yang
Diproduksi dengan Bantuan DALL-E
Karya: Rivanya Syaqina Darsyah – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
Di era digital yang kian berkembang, kreativitas tak lagi terbatas oleh keterampilan manual semata.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi alat bantu andal dalam menciptakan konten
berkualitas, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian menggambar sekalipun. Inilah yang
dilakukan oleh Rivanya Syaqina Darsyah, seorang mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis
LSPR, melalui proyek e-book komik edukatif yang diproduksi dengan bantuan AI DALL-E dari
OpenAI.
E-Book Komik: “AI – Jalan Pintas atau Jalan Bijak?”
Komik digital ini mengangkat kisah Rudi, seorang mahasiswa semester 5 yang bergulat dengan
tantangan penggunaan AI dalam dunia pendidikan. Cerita mengalir dari awal perkenalan Rudi
dengan teknologi AI, ketergantungannya, hingga konsekuensi etis dari penggunaan yang tidak
bijak. Komik ini mengajak pembaca, khususnya pelajar dan mahasiswa, untuk merenung dan
memahami batas etika penggunaan teknologi dalam kehidupan akademik.
Baca E-Booknya di: https://bit.ly/EbookAi
Proses Produksi: Ketika AI dan Kreativitas Bertemu
Rivanya menggunakan DALL-E, fitur dari ChatGPT, untuk menghasilkan ilustrasi komik
berdasarkan prompt (perintah teks) yang ditulis secara spesifik. Berikut alur produksi yang ia
tempuh:
❖ Pra-Produksi:
- Penulisan naskah & pengembangan karakter
- Pembagian cerita menjadi 4 chapter: dari perkenalan, konflik, hingga penyelesaian
- Penyuntingan naskah dan plot sebelum dijadikan panel komik
❖ Produksi:
- Penggunaan DALL-E untuk membuat ilustrasi berdasarkan naskah
- Pembuatan prompt deskriptif (misal: gaya animasi, posisi karakter, pakaian)
- Revisi hasil gambar agar sesuai dengan cerita
❖ Pasca-Produksi:
- Penyusunan panel komik dan teks dialog menggunakan Canva
- Penambahan bubble text, ilustrasi, dan narasi
- Publikasi melalui platform gratis AnyFlip
Evaluasi: Keunggulan dan Tantangan AI dalam Produksi
Konten
Rivanya mengakui bahwa penggunaan AI sangat membantu dalam menghemat waktu dan
meningkatkan efisiensi. Namun, ia juga menyampaikan beberapa catatan penting:
- Kualitas Visual: Gambar yang dihasilkan sangat tergantung pada kejelasan prompt.
Ketidakkonsistenan karakter antargambar menjadi tantangan utama. - Kreativitas: AI mendukung kreativitas dengan memberikan berbagai gaya visual, tetapi
revisi manual tetap dibutuhkan untuk mempertahankan identitas visual. - Efisiensi Produksi: Komik yang tadinya bisa memakan waktu sebulan, kini selesai hanya
dalam beberapa hari berkat bantuan AI.
Etika dan Tanggung Jawab dalam Penggunaan AI
Melalui refleksi kritisnya, Rivanya mengulas beberapa isu etis penting dalam penggunaan AI:
❖ Keaslian Konten:
- AI menggabungkan elemen dari data yang telah ada, bukan sepenuhnya murni hasil
imajinasi. Maka, intervensi kreatif dari manusia tetap diperlukan agar hasilnya memiliki
ciri khas.
❖ Hak Cipta:
- AI tidak memiliki status hukum, sehingga hak cipta umumnya berada pada pengguna.
Namun, pengguna tetap harus berhati-hati agar tidak melanggar hak kekayaan intelektual
pihak lain.
❖ Dampak pada Industri Kreatif:
- AI bukan ancaman langsung bagi profesi kreatif, namun potensi menurunnya
ketergantungan pada kreativitas manusia adalah hal yang mengkhawatirkan. Penggunaan
AI seharusnya tetap dilandasi kesadaran dan tanggung jawab etis.
Penutup: AI sebagai Pendamping, Bukan Pengganti
Pengalaman Rivanya membuktikan bahwa teknologi AI, seperti DALL-E, bisa menjadi alat bantu
yang sangat powerful dalam memproduksi konten edukatif. Namun, keberhasilan tetap bergantung
pada sejauh mana manusia mampu mengarahkan dan memanfaatkan AI secara bijak, kreatif, dan
bertanggung jawab.
“AI bukan musuh, tapi juga bukan pengganti. Ia hanya akan sekuat tangan kreatif yang
mengendalikannya.” — Rivanya Syaqina Darsyah.