Mengoptimalkan Produksi Game Indie dengan Bantuan AI:
Studi Kasus Pengembangan Game “Astramaya”

Oleh: Nadya Octavia Tumuyu – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR

Di tengah ketatnya batasan waktu dan sumber daya dalam kompetisi game mahasiswa,
penggunaan kecerdasan buatan (AI) menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas produksi. Hal ini dibuktikan oleh Nadya Octavia Tumuyu mahasiswa di Institut
Komunikasi dan Bisnis LSPR dalam pengembangan game Astramaya, yang berhasil
memanfaatkan berbagai tools AI untuk mempercepat dan menyempurnakan proses kreatifnya.

Latar Belakang Proyek

Game Astramaya diadaptasi dari novel Mundinglaya di Kusumah, dan dikembangkan untuk
mengikuti kompetisi seperti Comfest dan Gemastik. Dengan waktu produksi terbatas kurang dari
tiga bulan dan tim kecil beranggotakan tiga orang, strategi penggunaan AI menjadi kunci untuk
mempercepat pengerjaan tanpa mengorbankan kualitas.

Strategi Produksi Game Menggunakan AI

Nadya membagi proses pembuatan game menjadi tiga tahap besar: Pra-produksi, Produksi, dan
Pasca-produksi.

1.Pra-Produksi

  • Ide dan Tema: Mengadaptasi kisah dari novel.
  • Mind Mapping dan Game Flow: Disusun untuk merancang mekanisme gameplay.
  • Survey Audiens: Melalui Google Form untuk menentukan art style dan genre yang tepat.
  • Moodboard dan Breakdown Asset: Dilengkapi dengan verifikasi referensi budaya Sunda
    menggunakan ChatGPT.

2. Produksi

  • Asset dan Level Design: Membuat karakter dan dunia game.
  • Konversi 2D ke 3D: Menggunakan Hyper 3D dan DeepAI untuk kebutuhan Augmented
    Reality (AR), meskipun hasil akhirnya lebih baik dikerjakan manual karena keterbatasan
    kualitas AI.
  • Theme Song dan Sound Effect: Dibantu oleh Suno AI, menghasilkan musik bertema
    petualangan.
  • Trailer Game: Diedit menggunakan Capcut, sementara voiceover dibuat dengan Murf
    AI untuk mempercepat produksi narasi.

3. Pasca-Produksi

  • Pembuatan Trailer: Dua versi dibuat—versi original dan versi AI, keduanya
    dipublikasikan di YouTube.
  • Distribusi: Game Astramaya dirilis untuk platform Android.

Evaluasi Penggunaan Berbagai Tools AI

Dalam eksperimennya, Nadya menganalisis kelebihan dan kekurangan dari tiap platform AI:

Pembelajaran dan Kesadaran Etis

Penggunaan AI membawa manfaat luar biasa dalam hal efisiensi, namun juga memunculkan
tantangan etis, seperti:

  • Isu Hak Cipta: Konten AI berpotensi mengadopsi elemen dari karya lain tanpa izin
    eksplisit.
  • Otomatisasi vs Kreativitas: AI dapat mengurangi peran manusia di aspek teknis, namun
    kreativitas dan nuansa emosional tetap tak tergantikan.
  • Tanggung Jawab Pengguna: Pengguna harus memahami lisensi, batasan penggunaan,
    serta tetap mengutamakan orisinalitas.

Nadya menekankan pentingnya regulasi dan payung hukum yang jelas untuk memastikan
penggunaan AI tetap berada dalam koridor etis, khususnya di dunia kreatif seperti industri game.

Kesimpulan

Proyek pengembangan game Astramaya membuktikan bahwa integrasi AI dalam produksi konten
digital bukan sekadar tren, melainkan solusi nyata untuk menjawab tantangan waktu dan sumber
daya. Dengan pemanfaatan yang bijak, AI mampu mempercepat proses produksi, meningkatkan
kualitas output, dan membuka peluang baru bagi para kreator muda.
“AI bukanlah ancaman bagi kreativitas manusia. Ia adalah alat, dan kitalah yang menentukan
bagaimana menggunakannya.”.

Berikut Video cuplikan game “Astramaya” Remake menggunakan AI, karya Nadya Octavia
Tumuyu: