Menggabungkan Teknologi dan Musik: Eksplorasi Produksi
Lagu Menggunakan AI Suno.com

Karya: Harya Bimantoro – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
Dalam lanskap kreatif yang terus berkembang, teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi
salah satu pionir dalam mempercepat proses produksi konten. Salah satu contoh nyata datang dari
Harya Bimantoro, seorang produser musik sekaligus mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis
LSPR yang memanfaatkan AI untuk menyelesaikan proyek musik orisinal bertajuk Langit.

Alasan Memilih Musik sebagai Media Konten

Sebagai seorang produser musik, Harya menjadikan audio sebagai bentuk konten pilihan karena
kemampuannya untuk mengekspresikan ide dan emosi secara mendalam. Ia tertarik
mengeksplorasi teknologi AI sebagai alat pendukung untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
produksi, mulai dari komposisi, aransemen, hingga mixing.

Platform Pilihan: Suno.com

Harya menggunakan platform Suno.com, layanan berbasis AI yang mampu membantu musisi
menciptakan aransemen dan vokal dari lagu hanya dengan memasukkan lirik dan file instrumental.
Dalam prosesnya, Harya mengunggah lagu orisinal miliknya, menambahkan lirik, serta memilih
gaya musik yang sesuai. Suno kemudian menghasilkan beberapa opsi lagu dengan vokal digital
yang realistis.

Proses Produksi Langkah demi Langkah

Pra-Produksi
Lagu Langit telah memiliki instrumen dan lirik, namun belum ada aransemen vokal.

Produksi dengan Suno.com

  • Lagu dan lirik diunggah ke platform.
  • Gaya musik ditentukan.
  • AI menghasilkan versi vokal dan aransemen baru.
  • Harya memilih aransemen final berdasarkan kesesuaian dengan visinya.

Pasca-Produksi

  • Hasil akhir lagu diremaster dan disiapkan untuk distribusi digital.
  • Proyek ini juga didokumentasikan dalam bentuk video testimoni di Instagram.

Analisis dan Refleksi

Kualitas Konten
Hasil yang diberikan Suno.com dinilai sangat baik—baik dari sisi aransemen,
harmonisasi vokal, maupun kualitas suara digital yang menyerupai vokal manusia asli.

✓ Kreativitas dan Orisinalitas
AI membuka peluang eksplorasi gaya dan genre baru. Namun, Harya menegaskan bahwa
keunikan dari sentuhan manusia tetap tak tergantikan. AI lebih berperan sebagai
pendamping, bukan pengganti.

✓ Efisiensi Produksi
Proses yang biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu kini bisa diselesaikan
dalam hitungan jam. Ini memberi ruang lebih besar untuk eksplorasi dan eksperimen
kreatif.

Etika Penggunaan AI dalam Produksi Musik

Harya juga mengangkat isu etis yang penting untuk dipertimbangkan saat menggunakan AI dalam
industri kreatif:

  • Keaslian Konten: AI bekerja dengan mengolah data yang sudah ada. Meskipun hasilnya
    tampak baru, tetap ada risiko kemiripan dengan karya lain.
  • Hak Cipta dan Kepemilikan: AI tidak bisa diklaim sebagai pencipta. Maka, tanggung jawab
    atas karya ada di tangan pengguna. Pemahaman terhadap ketentuan lisensi menjadi
    penting.
  • Dampak terhadap Industri Kreatif: AI berpotensi menggantikan peran-peran teknis
    tertentu. Namun, kreativitas manusia yang berbasis emosi dan pengalaman tetap menjadi
    fondasi yang tak tergantikan.

Kesimpulan: Kolaborasi AI dan Manusia, Bukan Kompetisi

Bagi Harya, pengalaman ini membuktikan bahwa AI adalah alat bantu yang memperkaya proses
kreatif, bukan menggantikannya. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman etis yang kuat,

kolaborasi antara manusia dan AI bisa menghasilkan karya orisinal yang berkualitas dan
bermakna.

“AI membuka banyak pintu untuk eksplorasi, tapi tetap manusialah yang menentukan arah dan
maknanya.” — Harya Bimantoro.