Kreativitas Tanpa Batas: Menggali Potensi AI Music
Generator dalam Produksi Musik Digital

Karya: Fadil Akbar Liando – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
Dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi, kreativitas tak lagi terbatas pada alat-alat
konvensional. Hal ini dibuktikan oleh Fadil Akbar Liando, mahasiswa Marketing Communication
di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk
menciptakan musik secara instan dalam rangka ujian akhir mata kuliah Digital Content Production.

AI Music Generator: Membuka Pintu Baru untuk Produksi
Musik

Fadil memilih AI Music Generator sebagai bentuk konten digital yang ia produksi, dengan
menggunakan platform bernama Katanada. Alasan di balik pemilihannya sederhana namun
visioner: menciptakan musik secara manual memerlukan waktu, tenaga, dan keterampilan khusus.
AI hadir sebagai solusi yang memungkinkan siapa pun menciptakan musik berkualitas tanpa perlu
menjadi musisi profesional.
Dengan hanya menuliskan deskripsi seperti “lagu funky jazz tentang kehidupan malam” dan
menambahkan tag seperti jazz dan pop, sistem AI Katanada memproses data dan dalam hitungan
menit menghadirkan dua versi lagu yang bisa langsung diunggah ke platform seperti SoundCloud.

Dengarkan hasilnya di SoundCloud:

Proses Produksi Musik Berbasis AI

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan Fadil dalam memproduksi musik menggunakan AI:

  1. Registrasi di Platform Katanada
  2. Penentuan Tema dan Deskripsi Musik
  3. Pemrosesan oleh AI (2-5 menit)
  4. Publikasi ke SoundCloud

Proses ini tidak hanya efisien, tetapi juga membuka akses bagi siapa saja yang ingin bereksperimen
dalam dunia musik digital tanpa harus menguasai instrumen.

Evaluasi: Antara Kualitas, Orisinalitas, dan Emosi

AI Music Generator terbukti mampu menghasilkan komposisi musik dengan variasi melodi yang
menarik serta instrumen digital seperti piano, drum, dan bass yang realistis. Namun, seperti yang
disorot Fadil, kekurangannya terletak pada:

  • Kurangnya sentuhan emosional, karena tidak ada interpretasi pribadi layaknya karya
    manusia.
  • Kesan generik, di mana musik kadang terdengar terlalu datar atau standar.

Meski demikian, AI tetap menjadi sumber inspirasi kreatif yang kuat, khususnya bagi musisi atau
kreator yang mencari ide cepat dan segar.

Etika, Hak Cipta, dan Dampak Terhadap Industri Kreatif

Dalam bagian reflektifnya, Fadil menyoroti sejumlah isu penting terkait penggunaan AI dalam
industri musik:

  • Keaslian Konten: Tanpa sentuhan manusia, karya AI rentan kehilangan emosi dan karakter
    otentik.
  • Hak Cipta: Siapa pemilik lagu yang dihasilkan AI? Pengguna yang memberi input kreatif
    tetap harus memahami lisensi platform yang digunakan.
  • Dampak pada Profesi Kreatif: Meski AI bisa mempercepat proses, ia tidak mampu
    menggantikan intuisi, emosi, dan perspektif manusia.

Fadil menyimpulkan bahwa AI seharusnya dilihat sebagai alat bantu dan bukan pengganti dalam
dunia kreatif. Kolaborasi antara manusia dan teknologi adalah kunci untuk menciptakan karya
yang bermakna dan relevan secara emosional.
“Jika kita tidak belajar dan beradaptasi dengan teknologi, maka bukan AI yang mengalahkan kita,
tapi kita sendiri yang menyerah pada zaman.” Fadil Akbar Liando.

Kesimpulan: Masa Depan Musik Ada di Ujung Jari

Pengalaman Fadil dalam menggunakan AI Music Generator membuktikan bahwa masa depan
industri kreatif, khususnya musik, akan semakin terbuka bagi siapa saja. Dengan alat seperti
Katanada, proses kreatif menjadi lebih cepat, efisien, dan inklusif. Namun, tetap dibutuhkan
pemahaman etis dan sentuhan manusia agar karya yang dihasilkan tak hanya terdengar baik, tapi
juga terasa hidup.