Kreativitas di Era AI: Produksi Video Digital Menggunakan
Teknologi Kecerdasan Buatan
Karya: Noorentrixie Vallery Hezekia – Mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR
Di tengah kemajuan teknologi saat ini, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat revolusioner dalam
dunia kreatif, termasuk dalam produksi konten digital. Noorentrixie Vallery Hezekia, mahasiswa
Public Relations di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, membuktikan bagaimana AI mampu
mempercepat sekaligus memperkaya proses kreatif melalui proyek pembuatan video berbasis AI
yang ia dokumentasikan dalam ujian akhirnya.
Mengapa Memilih Video sebagai Konten Digital?
Menurut Noorentrixie, video memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan teks atau gambar statis
dalam menarik perhatian audiens. Kombinasi elemen visual, suara, dan gerak mampu menciptakan
pengalaman yang mendalam, meningkatkan keterlibatan, dan memudahkan penyampaian
informasi kompleks dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
Peran AI dalam Pembuatan Video
Dalam proyeknya, Noorentrixie memanfaatkan beberapa teknologi AI untuk mendukung proses
produksi, antara lain:
- Pembuatan Storyboard
AI membantu membuat sketsa cerita secara otomatis berdasarkan ide yang diberikan.
Bahkan, AI mampu memprediksi bagaimana storyboard akan diterima audiens dan
memberikan rekomendasi peningkatan. - Pemilihan Visual:
Menggunakan AI, visual yang relevan dapat dipilih secara otomatis berdasarkan kata kunci
dari naskah, mempercepat proses seleksi gambar atau ilustrasi. - Voice Over AI:
Menggunakan platform seperti Pictory, Noorentrixie memilih suara yang disesuaikan
dengan kebutuhan konten, mengatur nada, intonasi, dan gaya bicara tanpa harus
menggunakan pengisi suara profesional.
Evaluasi Proses Produksi dan Hasil Konten
Berdasarkan evaluasinya, Noorentrixie menilai bahwa:
- AI mampu menghasilkan konten berkualitas tinggi, baik dari sisi visual maupun narasi.
- Kreativitas tetap perlu campur tangan manusia, karena AI masih bergantung pada data
yang sudah ada dan kurang mampu menciptakan ide benar-benar baru. - Efisiensi produksi meningkat, namun orisinilitas konten tetap harus dijaga dengan
keterlibatan kreatif manusia. - Penyesuaian gaya konten sesuai tujuan, baik untuk edukasi formal maupun promosi
santai, dapat dilakukan lebih mudah dengan dukungan AI.
Etika dan Implikasi Penggunaan AI
Dalam refleksinya, Noorentrixie juga menyoroti sejumlah isu etis penting:
- Keaslian Konten:
Konten buatan AI berisiko kurang orisinal karena mengandalkan data eksisting, sehingga
perlu perhatian ekstra terhadap hak cipta dan keunikan ide. - Hak Cipta dan Kepemilikan:
Menurut hukum di Indonesia, karya yang dibuat AI tidak otomatis dilindungi hak cipta.
Hak cipta diberikan kepada manusia yang mengarahkan proses kreatif. - Dampak terhadap Dunia Kreatif:
AI mampu mempercepat produksi, namun manusia tetap diperlukan untuk memberikan
sentuhan emosional dan konteks budaya dalam karya. - Tantangan Etika:
Masalah privasi, bias dalam data, dan regulasi yang belum memadai menjadi perhatian
utama dalam penggunaan AI dalam produksi konten.
Tanggapan dari Noorentrixie Vallery Hezekia
Sebagai mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR yang aktif dan adaptif terhadap
perkembangan teknologi, Noorentrixie memberikan pandangannya:
“AI adalah alat bantu yang luar biasa untuk mempercepat produksi, tapi tetap dibutuhkan
kreativitas dan sentuhan manusia untuk membuat konten terasa hidup dan bermakna.”
Ia menekankan pentingnya mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan nilai-nilai etika,
kreativitas, dan kontrol manusia agar teknologi ini benar-benar menjadi kekuatan positif dalam
dunia kreatif.
Kesimpulan
Pengalaman Noorentrixie menunjukkan bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk
mendukung produksi konten digital, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan memperluas
peluang kreatif. Namun, untuk menjaga kualitas, orisinalitas, dan tanggung jawab etis, peran
manusia tetap tidak tergantikan.
Melalui kolaborasi cerdas antara manusia dan AI, masa depan produksi konten bisa menjadi lebih
inovatif, inklusif, dan bermakna.
Berikut link video yang dibuat oleh Noorentrixie Vallery Hezekia: